Untuk wanita, di sore itu.

Masih ku ingat, kau berteduh di toko yang kebetulan sedang kosong.
Karna memang hujan sedang lebat.
Seraya kau melepaskan ikat rambutmu, aku seolah jatuh hati, padamu; wanita sederhana.
Ingin sekali aku mendekatimu, dan bertanya. Siapa namamu?

Tetapi, aku tidak cukup memiliki keberanian untuk itu.
Aku hanya lelaki lemah, yang sekedar menanyakan nama dan menjadi teman mengobrol saja tidak berani.
Hujan-pun reda, seolah semestapun tidak merestui pertemuan kita.
Mungkin memang belum saatnya, kita dipertemukan.

Kau pun kembali naik ke sepedah-mu, dan mulai mengayuhnya.
Secara perlahan, kau menjauh dan mulai menjauh.

Sampai akhirnya tidak tertampak lagi sepedahmu.
Andai saja ada pertemuan kedua.
Aku akan menginjak-nginjak ketakutan-ku, dan mulai bertanya.
Siapa namamu?

Posting Komentar

 
Top